Kilas Balik Sepakbola Indonesia di Jaman Ir. Soekarno

Posted by

Raffles Untuk Soekarno (Indonesia)

Tahun 1870, Syahdan, seorang staf NHM (Nederlandche Handel-Maatschappij), perusahaan konsorsium Belanda penerus Imperium kompeni (VOC), yang baru pertama kali tiba di Sunda Kelapa, terpana memandang Nieuw Batavia.

Apabila diperhatikan dengan seksama bangunan kantor-kantor yang tertata rapi di dekat muara sunga, jalan raya yang lebar dengan pepohonan asri di pinggirnya serta kesibukan di sebuah pasar yang dipenuhi masyarakat mmultietnis dari berbagai bangsa. Ada orang pribumi dari berbagai macam suku, Arab, Persia, Eropa, Cina dan Jepang, yang menjual potongan daging dan sirip ikan hiu.

Namun, ia lebih terkejut lagi ketika menyaksikan pemandangan yang tak biasa, diantara deretan pohon kelapa, sekumpulan orang tengah bermain sepak bola dengan menendang bola dari rotan. “Links tussen de palmen spleen mannen voetbal met een rotan bal”, tulisnya dalam sebuah jurnal yang kini berada di Rijks museum, Amsterdam, negara Belanda.

Presiden Indonesia Ir. Soekarno,sejarah sepakbola nusantara,kebangkitan sepakboal Indonesia,Tim Nasional Indonesia,sejarah sepakbola Indonesia,kilas balik sepakbola nusantara

Makin banggalah si pedagang itu menyadari dirinya telah sampai di kota berjuluk Koningen van het Osten, Ratu dari Timur. Bisa jadi inilah jurnal pertama yang emnyebut adanya sepak bola di Indonesia. Mungkin si Belanda jauh lebih besar lagi rasa kagetnya. Pasalnya di negerinya sendiri orang baru mengenal voetbal yang kala itu permainannya masih sulit dibedakan dengan rugby, juga di era yang sama persis.

Sejarah voetbal Belanda terpatri pada 1879 setelah Theodore Peltenburg, mahasiswa lulusan Newton College (Inggris), mendirikan klub Haarlem Football Club. Pada tahun 1883 giliran rekannya, Pim Mulier, yang dianggap sebagai bapak Olahraga  negara, mendirikan asosiasi sepakbola.

Dalam buku berjudul Gedenkschriften ven een Oud-Koloniaal karya HCC Clockener Brousson, yang berisi catatan perjalanan penting seorang tentara Belanda di Batavia, yang menyebutkan sepak bola telah dimainkan para mahasiswa kedokteran asal penduduk asli di Waterloo Plein (kini bernama Lapangan Banteng) pada tahun 1892.

Sekolah kedokteran itu adalah School Ter Opleiding van Inlandsche Artsen alias STOVIA (cikal-bakal Fakultas Kedokteran UI), yang memunculkan ama dua penggagas organisasi kebangsaan nasional pertama, Budi Oetomo,  yaitu Bapak dr. Soetomo dan juga Bapak dr. Wahidin Sudirohusodo.

Hal senada diceritakan Pramudya Ananta Toer dalam Bumi Manusia” bahwa pada tanggal 6 September 1989 di Surabaya, sekelompok pelajar HBS menggelar pertandingan sepak bola untuk merayakan pelantikan Ratu Wihelmina.

Bahkan jauh sebelumnya, mengutip dari Zamrud Khatulistiwa karangan Ridwan Saidi, Gubernur Jendral Inggris (dari tahun 1881-1816) di Indonesia, Sir Thomas Stamford Bingley Raffles, sempat juga mengulas perihal “buah raga”, julukan orang pribumi untuk permainan tendang menendang bola, dalam karya agungnya, History of Java (tahun 1821).

Raffles, yang pada bulan Agustus tahun 1811 menghancurkan pasukan Belanda-Prancis dalam pertempuran di Jakarta yang berkoar mulai dari daerah Cilincing, Glodok, Lapangan Banteng sampai Jatinegara itu, kelak akan menjadi tokoh kunci berkibarnya perkumpulan olahraga di Indonesia.


Blog, Updated at: 6/30/2014 03:42:00 AM