Peran Raffles Dalam Sejarah Sepakbola Indonesia

Posted by

- Hedonis Batavia -

Selain menghentikan kekejaman Belanda-meski Cuma lima tahun-lewat sistem kultuurstelsel-nya, jasa Raffles yang terbesar saat itu adalah meletakkan fondasi baru kehidupan sosial di Batavia dan Jawa. Ia apresiatif dan peduli dengan kebudayaan lokal, termasuk aspek-aspek kehidupannya.

Yang dibenahi oleh Raffles mulai dari perbudakan sampai lalu lintas, lingkungan hingga faktor kesehatan. Dampaknya , setelah tatanan sosial berjalan normal, sekejapitu pula gaya hidup di Batavia berubah menyerupai Paris atau London. Hotel-hotel mewah, gedung pertunjukan, restoran, dan klub eksklusif banyak didirikan, selain pusat perbelanjaan tentunya di Bulevar Weltevreden atau Bataviasche Beau Monde.

Pendek kata, hedonisme muncul dimana-mana. Pesta, dansa, jamuan makan dan minum, dan aneka hiburan lainnya. Jakarta saat itu tak bedanya di negara Eropa. Bahkan para opsir Belanda, termasuk eks Gubernur Jendral Jan Willem Janssens, yang akhirnya dikalahkan di pertempuran di Jatinegara. Raffles sadar bahwaa bagaimanapun negara Inggris masih sedarah dengan Van Oranje.

Bapak Raffles sendiri hidup bak seorang moghul. Ia sering berkeliling Jawa dengan kereta emasnya. Namun, ia lebih senang tinggal di Istana Bogor dan Istana Cipanas ketimbang di Batavia. Di sini pula ia bisa memanifestasikan hobinya, yaitu mengumpulkan aneka tumbuhan tropis bersama ahli botani dari Amerika, Dr. Thomas Horsfield. Di bogor pula kekasih yang tak lain istrinya, Olivia Miriamne, Sakit lalu meninggal dan dimakamkan.


peran penting raffles,sejarah sepakbola nusantara,kebangkitan sepakboal Indonesia,Tim Nasional Indonesia,sejarah sepakbola Indonesia,kilas balik sepakbola nusantara


Menurut Willard Hanna dalam Hikayat Jakarta, hedoisme Raffles erlihat dari 188 0rang pembantu yang di gajinya. Terdiri dari 3 orang intel di sekitar lingkungan rumahnya, 8 budak pribadinya , 23 orang orang India dan Jawa, 77 budak negara, 9 orang pemusik, 25 pembantu pria, 11 orang wanita, 7 orang tukang masak, 1 orang tukang bikin roti, 1 tukang cuci, 3 pandai besi, 3 sais, 6 penjaga kereta kuda, 1 tukang pelana, 6 tukang jahit, 3 pemutih pakaian, dan 1 orang penggembala.

Societeit Concordia dan Societeit Harmoni merupakan dua klub paling eksklusif di mana para petinggi militer, kaum aristokrat atau pengusaha kaya biasa bercengkrama. Yang juga rutin terlihat dan ini menjadi hiburan kaum pribumi adalah parade militer, pawai besar, dan pesta kembang api.

Di bidang olah raga, Raffles mewajibkan tentaranya dan masyarakatkan kepada asyarakat agar serta merta mengikuti kegiatan rekreasi dan olahraga. Sebuah lapangan pacuan kuda, polo, dan kriket didirikan di Konings Plen.

Akibat fenomena yang berubah sontak itu, masyarakat tingkat bawah sering juga ikut-ikutan pesta pora. Kaum pribumi ningrat, Vreemde Oosterlingen (China dan Jepang), India, atau Arab saling menunjukkam life style-nya dengan mendirikan komunitas masing-masing, mulai di bidang pendidikan, kesehatan, keagamaan, sampai olahraga.


Blog, Updated at: 6/30/2014 03:50:00 AM